Sabtu, 20 Oktober 2012

Cerpen


Berawal Dari Natal



“Kenapa sih hujan deras datang pada saat begini? Kenapa setiap tahun selalu begini? Menyebalkan!” keluh kesal seorang cewek yang berada di rumah sendirian. Dia pun mulai menyusuri rumah yang hampa tanpa ada seorang pun di dalamnya. Natalia mencoba mengurung diri di rumah tapi dia tidak tahan akan kesendiriaanya. Hingga akhirnya ketika hujan reda dia keluar rumah untuk berjalan-jalan. “Kapan ulang tahunku akan dirayakan? Padahal orang-orang sedang merayakan hari ini dengan penuh suka cita, kenapa aku tidak?”. Sesuai namanya, setiap hari Natal umurnya bertambah 1 tahun setiap tahunnya. “Padahal hari ini ulang tahunku yang ke-16, kenapa tidak ada yang mengucapkan selamat ulang tahun untukku. Apa semua hanya ingat jika aku meningatkannya? Menyebalkan!” katanya. Tiba-tiba ia menemukan sebuah sapu tangan yang jatuh dari tangan seorang cowok. Cowok itu pun mengambilnya dan mengajak Natalia berkenalan. “Namaku Natal. Siapa namamu?” kata cowok itu dengan ramah. Natalia hanya melangkah ke depan tanpa memperdulikan cowok itu. Terasa angin dingin yang mengikuti langkahnya ketika mengacuhkan perkenalan itu. Natal hanya diam dan segera bergegas pergi. “Dinginnya hati gadis itu” kata Natal dalam hati. Kicauan burung Gereja menemani langkah Natalia dan akhirnya sampai pada sebuah panti asuhan dekat Gereja. Tatapan kosongnya membuat ia tak sadar bahwa ada seseorang yang menepuknya dari belakang. “Natalia, ayo masuk. Jangan bengong kayak gitu. Ntar kesambet setan lho”. Kata seorang gadis. “Iya deh. Kado buatku mana?” tanya Natalia dengan santai. “Oh iya aku lupa. Maaf  ya” kata gadis itu. “Gak apa Misa. Emang ga ada orang yang inget ulang tahunku. Semua sibuk sendiri” jawab Natalia dengan langkah yang cepat menuju panti asuhan itu. Ketika pintu terbuka terdengar suara anak-anak yang senang karena menerima hadiah dari Santa Claus. Tiba-tiba matanya tertuju pada satu tempat dimana ada seorang cowok manis yang memberikan hadiah pada salah satu anak disana. Cowok manis itu menghampirinya dan berkata, “Kamu gadis yang tadi aku temui di jalan kan?. “Untuk apa kamu disini?” tanya Natalia. “Setiap tahun aku selalu kesini untuk memberikan hadiah kepada anak-anak” jawab cowok itu. “Oh begitu. Ya sudahlah” jawab Natalia dengan dingin. “Siapa namamu?” tanya Natal yang mengeluarkan keberaniannya. “Namaku sama dengan namamu tinggal ditambah Lia aja”. jawab Natalia yang langsung meninggalkan tempat itu. “Apa kau tidak ingin membantu anak-anak disini?” tanya Natal dengan lembut. Natalia hanya menoleh ke belakang  lalu bergegas pergi. Dan kembali lagi dengan membawa sekardus buku bacaan. “Misa tolong bagikan kepada anak-anak disini. Lemariku sudah penuh dengan buku” kata Natalia dengan dinginnya. Tapi malah Natal yang mengambil buku itu. “Kamu aja yang bagiin sendiri” suruh Natal pada Natalia. Seperti terkena sihir layaknya difilm Harry Potter Natalia sendiri yang membagikan ke anak-anak. Misa pun heran dan bertanya pada Natal, “Bagaiman caranya kamu bisa mebuat Natalia melakukan hal itu?”. “Aku tidak tahu” jawab Natal dengan sediki heran. Selesai membagikan buku natal pun menghampiri Natalia. “Aku melakukan ini karena aku tidak mau ribut denganmu. Ku tidak ingin mengenalmu dan tidak mau tahu tentang dirimu” jawab Natalia sembari pergi meninggalkan panti asuhan itu ditemani angin dingin yang menemani langkahnya. Kembang api bertebaran dilangit setelah kejadian 6 hari yang lalu. Natalia hanya menikmati itu sendirian di tengah keramaian di sebuah lapangan ditengah kota. Semua orang merayakan tahun baru dengan senang kecuali Natalia. Dari belakang ada seseorang yang mendorongnya dan segera minta maaf. “Ternyata kamu. Makanya jangan lari di tempat ini” jawab Natalia dengan lembut. “Pertama kalinya kamu tidak dingin seperti biasanya. Ayo ikut aku” ajak Natal sembari menarik tangan Natalia untuk menjauh dari kerumunan orang. “Disini baru indah melihat kembang api. Nie es krim buat kamu”. “Makasi” jawab Natalia. “Kenapa saat Natal kamu terihat tidak senang? Apa alasannya?” tanya Natal dengan serius. “Aku benci Natal. Karena pada saat itu tak ada yang mengingatku. Semuanya sibuk sendiri. Orang tuaku tidak pernah bersamaku pada saat hari itu. Makanya disetiap hari Natal aku begitu dingin. Maaf soal kata-kataku kemarin. Aku memang terbiasa seperti itu” jawab Natalia dengan getir. “ Jadi benar kata Misa tentangmu. Aku juga sama sepertimu” kata Natal sambil menghabiskan es krimnya. “Maksudnya?” tanya Natalia heran. “Orang tuaku berada di luar negeri dan hanya kembali setahun sekali saat pertengahan tahun. Jadi aku tidak pernah merayakan ulang tahun. Sampai akhirnya aku menemukan sebuah panti asuhan yang begitu suram. Aku mencoba membangkitkan tawa canda anak-anak disana. Dan akhirnya berhasil. Tanpa disadari saat bersama mereka aku merasa kehangatan keluarga. Apalagi Ibu panti asuhan disana menyayangiku dengan tulus. Jadi aku mersakan kebahagian disana. Bagaimana denganmu?” cerita Natal yang begitu singkat. “Aku merasakan hal yang sama. Seperti mereka adalah hadiah yang pantas aku terima dalam hidupku” jawab Natalia dengan senyuman manisnya. “Nah gitu donk. Cepat habiskan es krimnya sebelum meleleh” kata Natal dengan lembut
Setahun kemudian……………………….
Seorang gadis lari terbirit-birit karena ia terburu-buru untuk menghampiri panti asuhan yang pernah ia datangi. Sampai di panti asuhan tepat pukul 8 malam terlihat gelap gulita tanpa cahaya yang meneranginya. Ketika suara decitan pintu yang dibukanya muncul cahaya terang dan teriakan anak-anak disana. “Selamat ulang tahun kak Natalia”. Sebuah kue blackforest menghampirinya dengan lilin umur 17 tahun. “Terima kasih adik-adikku sayang” jawab Natalia degan air mata yang tak dapat ditahan lagi. Senyuman manisnya menghapus lukanya dulu. “Ini kado buatmu. Maaf buat kesalahanku dulu” kata Misa dengan sedikit terbata-bata. Mereka pun berpelukan. “Untuk pertama kalinya hari ini begitu indah” katanya dalam hati. Sekitar pukul 9 ia pulang ke rumah dengan senyuman manis. “Dulu aku benci pada hari Natal, tapi sekarang aku sangat mencintai hari ini” kata Natalia. Tiba-tiba ia menemukan sapu tangan yang sama persis dengan sapu tangan yang ia temukan setahun lalu. Datanglah seorang cowok yang menghampirinya dan memberikan mawar merah dan sebuah kado. “Natal, mengapa kamu memberikan aku bunga dan kado ini?” tanya Natalia dengan heran. “Selamat ulang tahun yang ke-17” jawabnya dengan lembut. Sebuah kado pun keluar dari tangan Natalia lalu diberikan kepada Natal, “Ini kado buatmu. Selamat ulang tahun yang ke-17 juga” senyum Natalia dengan ceria. Mereka meletakkan kado lalu dengan perlahan Natal memeluk Natalia dengan lembut dengan ditemani suara nyanyian alam yang indah.
“Terima kasih sayang”.

1 komentar: